Jumat, 17 Juni 2016

Agama dan negara harus saling menguntungkan


Konflik agama dan keyakinan di tanah air harusnya tak boleh terjadi. Sebaliknya, agama dalam suatu negara harus menghasilkan keuntungan satu sama lain.

“Idealnya relasi agama dan negara saling membutuhkan, jadi negara perlu agama karena dengan agama negara mendapatkan kerohanian yang dalam. Di situ lah fungsi agama dalam kenegaraan,” jelas Wakil Ketua MPR Lukman Hakim saat seminar nasional Relasi Negada dan Agama dalam Sistem Demokrasi: Problematika Negara dalam Menangani Intoleransi Agama di Universitas Paramadina, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (20/12/2012).

Menurutnya, agama butuh negara namun agama menjadi rentan potensi konflik karena ada upaya menang sendiri dan menguasai sebagaimana prinsip agama dalam menyebarluaskan ajarannya.

“Agama juga butuh, agama punya potensi untuk menang sendiri dan menguasai. Karena agama ada fungsi dakwah untuk menyebarluaskan, sehingga agama berpotensi melakukan penyimpangan, dan di sini fungsi negara untuk mengatur agar tidak semena-mena dalam melaksanakan kehendak, jadi ada simbiosis mutualistis di keduanya. Dan bisa saling mengontrol,” tandasnya.

Lukman berharap, jika keduanya dapat saling menguntungkan maka tidak ada lagi masalah keyakinan beragama di tanah air. Dia menambahkan, cara lain untuk menghindari konflik agama adalah menumbuhkan sikap nasionalisme.

“Saya ingin kita mengenalkan kembali ke Indonesiaan kita, kita ini bangsa yang besar dari populasi hingga wilayah geografis, karenanya perbedaan kita besar dan harus disatukan,” tukasnya.
Sebagai negara yang menganut sistem ketuhanan, maka sudah selayaknya Indonesia dapat toleransi dalam masalah keyakinan beragama. “Kita ini bangsa yang sangat kental dengan agama. Yang terpenting pronsip ketuhanan dalam keberagaman,” pungkasnya.

sumber : http://nasional.sindonews.com/read/699371/15/agama-dan-negara-harus-saling-menguntungkan-1355999561

Tidak ada komentar:

Posting Komentar